Blog Yang Membahas Mengenai Sistem Pemerintahan Dalam Tugas Kuliah

loading...
loading...

Proposal Penelitian Tentang Pilkades

Tunggu, sedang memuat. . .

BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Blakang

Pemilihan Kepala Desa, atau seringkali disebut PILKADES, adalah suatu pemilihan kepala desa secara langsung oleh warga desa setempat. berbeda dengan lurah yang merupakan pegawai negri sipil, kepala desa merupakan jabatan yang dapat diduduki oleh warga biasa. Pilkades dilakukan dengan cara mencoblos tanda gambar calon kepala desa. Pilkades telah ada jauh sebelum era Pilkada Langsung.
 Pemilihan kepala desa tidak terlepas dari partisipasi politik masyarakat desa. Partisipasi politik pada hakekatnya sebagai ukuran untuk mempengaruhi kualitas kemampuan warga negara dalam menginterpretasikan sejumlah simbol kekuasaan (kebijaksanaan dalam mensejahtrakan masyarakat sekaligus langkah-langkahnya) ke dalam simbol-simbol pribadi. dengan kata lain, partisipasi politik adalah proses memformulasikan ulang simbol-simbol komunikasi berdasarkan tingkat rujukan yang dimiliki baik secara pribadi maupun secara kelompok yang berwujud dalam aktivitas sikap dan prilaku.
Partisipasi politik masyarakat desa akan berjalan dengan lancar apabila ada perilaku politik dari masyarakat desa dan sosialisasi politik serta komunikasi politik yang baik dari para bakal calon kepala desa mengenai visi dan misi atau program kerja yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan sosialisasi politik yang dilakukan oleh para bakal calon kepala desa biasanya dilakukan jauh-jauh hari sebelum penyelenggaraan pemilihan kepala desa berlangsung, dengan berbagai cara yang seringkali mengabaikan etika politik, seperti adanya intrik-intrik teror dan politik uang. Pada umumnya para calon kepala desa memiliki jaringan kekeluargaan yang sangat kuat, solid dan kompak serta bagi yang memiliki modal uang besar, paling memiliki potensi besar pula untuk memenangkan pemilihan. 
kepala desa. Para bakal calon biasanya orang yang kuat secara politik dan ekonomi di desanya.
Selain menjalani aktivitas dalam Pilkades, masyarakat desa dapat juga menjadi partisipan dalam Pilkades dengan cara ikut menjadi juru kampaye (Jurkam) dalam mensosialisasikan program-program yang akan dicapai dari salah satu calon kades, ikut menjadi anggota aktif dari kelompok kepentingan seperti menjadi tim sukses atau mendukung salah satu calon kades, aktif dalam proyek-proyek sosial atau program-program sosial desa seperti mempromosikan program-program yang akan dicapai dari salah satu calon kades tersebut, misalnya calon kades tersebut ingin membangun sarana air bersih bagi masyarakat desa yang belum mendapatkan sarana air bersih.
Masyarakat desa yang ikut dalam aktivitas Pilkades, menjadi partisipan dalam Pilkades ada juga yang menjadi pengamat mengenai jalannya Pilkades baik dari tahap pencalonan sampai pada tahap pelaksanaan, seperti menghadiri rapat-rapat umum atau diskusi-diskusi mengenai siapa saja yang akan mencalonkan menjadi kades, mengamati siapa-siapa saja yang menjadi tim sukses dari masing-masing calon kades, mengikuti perkembangan politik dari masing-masing calon kades, pengamat tersebut juga memberikan suaranya dalam Pilkades setelah melihat dan mengamati secara langsung dari masing-masing calon kades.
Umumnya minat masyarakat dalam pemilihan Kepala Desa cukup tinggi untuk ikut berpartisipasi dalam proses Pilkades, karena bagi sebagian masyarakat tidak ada lagi tekanan dan intimidasi politik dari pihak manapun, namun bagi sebagian masyarakat lain adanya paksaan dari salah satu kandidat calon kepala desa melalui tim suksesnya dengan membagikan kaos dan stiker serta adanya tekanan-tekanan para pembotoh atau pembotoh yang hadir dalam pelaksanaan pemilihan berlangsung. Para pembotoh tersebut memberikan uang kepada sebagian masyarakat agar memilih calon yang disuruh oleh pembotoh, banyak sekali masyarakat yang mengikuti keinginan para pembotoh untuk memilih salah satu calon karena telah diberikan imbalan sebelum masuk ke dalam bilik suara. Selain
itu ada juga sebagian masyarakat lainnya memilih calon kepala desa karena memiliki hubungan kekeluargaan dengan salah satu calon.
Selain ikut dalam aktivitas pada pelaksanaan Pilkades dengan menjadi partisipan dalam pelaksanaan Pilkades dan menjadi pengamat dalam pelaksanaan Pilkades, ada juga masyarakat menjadi orang yang apathis terhadap pelaksanaan Pilkades. Orang apathis tersebut benar-benar tidak peduli tentang pelaksanaan Pilkades baik dari tahap pencalonan sampai pada tahap pelaksanaan Pilkades. Orang apatis juga bisa tidak memilih salah satu calon kades dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.
1.1  Rumusan Masalah
Bagaimana partisipasi politik masyarakat Desa Cimerak dalam PILKADES di Desa Cimerak, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis?
1.2  Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui partisipasi politik masyarakat Desa Cimerak dalam PILKADES di Desa Cimerak, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis?
1.3  Manfaat Penelitian
a.      Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bisa memberikan sumbangan informasi dan pengetahuan bagi perkembangan ilmu-ilmu sosial, khususnya bagi mahasiswa ilmu Politik.
b.      Manfaat Praktis
Dari penelitian ini, penulis mengharapkan agar masyarakat bisa berpartisipasi dalam PILKADES Di Desa Cimerak.


BAB II
KERANGKA TEORI 

2.1 Partisipasi Politik
Partisipasi merupakan salah satu penting aspek demokrasi. partisipasi merupakan taraf partisipasi politik warga masyarakat dalam kegiatan-kegiatan politik
baik yang  bersifat aktif maupun pasif dan bersifat langsung maupun yang bersifat tidak langsung guna mempengaruhi kebijakan pemerintah. Wahyudi Kumorotomo mengatakan, “Partisipasi adalah berbagai corak tindakan massa maupun individu
Partisipasi adalah kegiatan warga yang bertindak sebagai pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah, partisipasi bisa bersifat pribadi-pribadi atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadis, secara damai atau dengan kekerasan, legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif.” Lebih jauh dia mengingatkan bahwa secara umum corak partisipasi warga negara dibedakan menjadi empat macam, yaitu : pertama, partisipasi dalam pemilihan (electoral participation), kedua, partisipasi kelompok (group participation), ketiga, kontak antara warga negara dengan warga pemerintah (citizen government contacting) dan keempat, partisipasi warga negara secara langsung.
Bentuk partisipasi politik dilihat dari segi kegiatan dibagi menjadi dua, yaitu:
a.       Partisipasi aktif, bentuk partisipasi ini berorientasi kepada segi masukan dan keluaran suatu sistem politik. Misalnya, kegiatan warga negara mengajukan usul mengenai suatu kebijakan umum, mengajukan alternatif kebijakan umum yang berbeda dengan kebijakan pemerintah, mengajukan kritik dan saran perbaikan untuk meluruskan kebijaksanaan, membayar pajak, dan ikut srta dalam kegiatan pemilihan pimpinan pemerintahan. 
b.      Partisipasi pasif, bentuk partisipasi ini berorientasi kepada segi keluaran suatu sistem politik.  Misalnya, kegiatan mentaati peraturan/perintah, menerima, dan melaksanakan begitu saja setiap keputusan pemerintah.
Selain kedua bentuk partisipasi diatas tetapi ada sekelompok orang yang menganggap masyarakat dan sistem politik yang ada dinilai telah menyinggung dari apa yang dicita-citakan sehingga tidak ikut serta dalam politik.  Orang-orang yang tidak ikut dalam politik mendapat beberapa julukan, seperti apatis, sinisme, alienasi, dan anomie. 
a.    Apatis (masa bodoh) dapat diartikan sebagai tidak punya minat atau tidak punya perhatian terhadap orang lain, situasi, atau gejala-gejala.
b.    Sinisme menurut Agger diartikan sebagai kecurigaan yang busuk dari manusia, dalam hal ini dia melihat bahwa politik adalah urusan yang kotor, tidak dapat dipercaya, dan menganggap  partisipasi politik dalam bentuk apa pun sia-sia dan tidak ada hasilnya.
c.    Alienasi menurut Lane sebagai perasaan keterasingan seseorang dari politik dan pemerintahan masyarakat dan kecenderungan berpikir mengenai pemerintahan dan politik bangsa yang dilakukan oleh orang lain untuk orang lain tidak adil.
d.   Anomie, yang oleh Lane diungkapkan sebagai suatu perasaan kehidupan nilai dan ketiadaan awal dengan kondisi seorang individu mengalami perasaan ketidakefektifan  dan bahwa para penguasa bersikap tidak peduli yang mengakibatkan devaluasi dari tujuan-tujuan dan hilangnya urgensi untuk bertindak.
Maka dengan tidak adanya perangsang politik yang sedemikian, hal itu membuat atau mendorong kearah perasaan yang semakin besar bagi dorongan apati.  Disini individu merasa bahwa kegiatan bidang politik diterima sebagai yang bersifat pribadi sekali daripada sifat politiknya. Dan dalam hubungan ini, individu merasa bahwa kegiatan-kegiatan politik tidak dirasakan secara langsung menyajikan kepuasan yang relative kecil. Dengan demikian partisipasi politik diterima sebagai suatu hal yang sama sekali tidak dapat dianggap sebagai suatu yang dapat memenuhi kebutuhan pribadi dan kebutuhan material individu itu.
2.2 Pilkades
Pemilihan kepala desa (Pilkades) merupakan salah satu bentuk kegiatan politik yang menarik bagi masyarakat desa. Pilkades dipahami sebagai ajang pertarungan para elit. Fakta menunjukkan keberadaan calon kepala desa (Cakades) masih didominasi oleh segelintir orang yang berkuasa dari golongan elit desa. Kekuasaan sebagai modal dasarnya untuk meraih kemenangan. Di sini, cakades memainkan sumber kekuasaannya itu untuk memperoleh dukungan sebanyak-banyaknya. Dalam praktiknya, cakades membutuhkan sebuah strategi penggunaan sumber kekuasaan yang efektif. Melalui pertimbangan pertimbangan yang matang (seperti membuat rancangan strategi sampai pada penggunaannya di lapangan), sumber kekuasaannya itu diharapkan dapat memberikan kekuatan pengaruh yang besar untuk dapat menarik dukungan yang lebih besar pula. Fokus penelitian ini  yaitu strategi penggunaan sumber kekuasaan calon dalam pemilihan kepala desa yang berlagsung di Desa Cimerak Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis.


BAB III
METODE PENELITIAN


3.1 Metode Penelitian
            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Partisipasi politik Masyarakat Desa Cimerak dalam PILKADES. Oleh karena itu agar penelitian ini dapat mengetahui secara jelas terkait partisipasi tersebut, penulis memilih untuk menggunakan Metode Penelitian Kualitatif. Dengan metode kualitatif penulis mempunyai kesempatan yang lebih luas dalam berinteraksi dengan objek penelitian, sehingga dapat memperkaya dan memperdalam kajian dalam penelitian yang penulis lakukan.
3.2 Lokasi Penelitian
       Penelitian dilakukan di Desa Cimerak Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis.
3.3 Sasaran Penelitian
       Sasaran penelitian yang dituju adalah Kepala Desa Cimerak, Wakil Kepala Desa dan tokoh masyarakat.
3.4 Fokus Penelitian
       Penulis melakukan fokus penelitian terhadap Partisipasi Politik Desa Cimerak dalam Pilkades di Desa Cimerak Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis.
3.5 Pendekatan Dalam Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus diartikan sebagai metode atau strategi dalam penelitian, bisa juga berarti hasil dari suatu penelitian kasus tertentu. Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasi suatu kasus dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak luar.
3.6 Teknik Penetapan Sample
     Penulis menggunakan teknik “purposive sampling” dalam pengambilan sample. Purposive sampling termasuk sample jenis non probability sampling, yaitu tidak memberikan kesempatan yang sama kepada setiap objek penelitian untuk dijadikan informan. Dalam penelitian ini penulis menentukan sample melalui pertimbangan tersendiri yang dipandang dapat memberikan data hingga mencapai titik jenuh (saturasi) agar pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan. 
3.7 Teknik Pengumpulan Data
A. Data primer
     Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan teknik wawancara mendalam dan intensif dengan para informan, yaitu Kepala Desa, Wakil Kepala Desa dan tokoh masyarakat di Desa Cimerak Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis.
B. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh buku-buku, dokumen, leteratur, media masa dan sumber-sumber media cetak lainnya.
Pengumpulan data selain menggunakan sample, peneliti juga menggunakan teknik Wawancara Mendalam (in depth interview), Menurut Miles dan Huberman adalah wawancara informal yang dilakukan pada saat konteks yang dianggap tepat guna mendapatkan data yang mempunyai kedalaman dan dapat dilakukan berkali-kali secara frekuentif sesuai dengan keperluan penelitian Teknik ini dimaksudkan agar peneliti mampu mengeksplorasi data dari informan dan pewawancara akan mempengaruhi pada jawaban yang diberikan informan. Cara pengambilan data dengan tanya jawab dengan informan yang dilakukan dengan wawancara mendalam.
3.8 Teknik Analisa Data
Teknik analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis  kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis maupun lisan. Pendekatan dalam metode analisis ini adalah dengan menggunakan analisis interaktif ( interaktif model of analyze) yang menurut Milles dan Huberman ( 1992:20) adalah selama proses pengumpulan data penelitian harus siap bergerak  diantara empat sumbu kumparan itu selama pengumpulan data selanjutnya bergerak bolak–balik diantara kegiatan reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan verifikasi
Keterangan Gambar :
1.Reduksi data: sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan – catatan tertulis di lapangan.
2.Penyajian data : sebagai kumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya kesimpulan dan pengamatan tindakan.
3.Penarikan kesimpulan/verifikasi: kegiatan  mencari arti benda–benda, mencatat keteraturan, pola–pola dan penjelasan, konfigurasi–konfigurasi yang mungkin. Alur sebab akibat dan proposisi, kemudian mengikat lebih rinci dan mengakar dengan konkrit.. 

Demikian Proposal Penelitian Tentang Pilkades ini, Proposal Penelitiani ini diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif.



Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Proposal Penelitian Tentang Pilkades