BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pondok pesantren adalah salah satu sistem pendidikan Islam yang paling tua di Indonesia dan dari pesantren pula lahir institusi yang memiliki peranan penting di dalam pendidikan Indonesia saat ini yang bernama Madrasah, yang pada akhirnya melalui madrasah ini lahir para mubalik-mubalik agama dan penerus manusia yang berilmu dan beramal shaleh yang berintelektual tinggi dan bertanggung jawab (Muchtar Efendi, 2001, h. 491).
Penyelenggaraan pondok pesantren sebagai pembinaan dasar bangsa yang mampu hidup mandiri sebagai wahana pembinaan mental spiritual dan negara masih tetap melekat mewarnai pembangunan pendidikan nasional.
Marwan Saridjo (1977, h.10) menjelaskan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam sesungguhnya telah tumbuh berkembang jauh sebelum Indonesia merdeka, dimana penyelenggaraannya dilakukan oleh para wali yang bertempat di rumah, di langgar, dan masjid yang akhirnya berkembang menjadi pondok pesantren.
Malik padjar, 1998 menjelaskan dalam sejarah pendidikan Indonesia maupun dalam studi kependidikan sebutan “pendidikan Islam” umumnya dipahami hanya sebutan sebagai “ciri khas” jenis pendidikan yang berlatar belakang keagamaan. Demikian pula batasan yang ditetapkan dalam undang-undang no. 2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional.
Pada zaman era globalisasi sekarang ini, peranan pondok pesantren sangat diperlukan, melihat kondisi perkembangan zaman yang sangat pesat, yang akan mengakibatkan berbagai macam perubahan-perubahan yang akan dialami masyarakat, dari perubahan budaya, sosial, politik dan bahkan banyak masyarakat yang mengalami perubahan/pergeseran tingkah laku (akhlak) luar dari tatanan nilai-nilai dan norma yang ada, yang semua ini menuntut peran aktif dari lembaga-lembaga pendidikan khususnya pondok pesantren, yang akan diharapkan mampu mengatasi permasalahan-permasalahan ini.
Melihat motivasi masyarakat Kelurahan Awi Pari yang cukup antusias dengan adanya tempat pengajian, maka K.h Cecep besarta masyarakat kelurahan Awi Pari, mendirikan satu lokal bangunan sebagai tempat para santri mengaji, dan pada akhirnya bangunan itu menjadi musholla.
Sesuai dengan tujuan zaman dan perlunya suatu keseimbangan dalam menyelenggarakan pendidikan antara IMTAQ dan IPTEK, maka pada tahun 1983 pondok pesantren ini melahirkan pendidikan formal tingkat Tsanawiyah (SMP) dan Aliyah (SMA) pada tahun 1986.
Sebagai lembaga pendidikan yang memiliki peranan penting dalam bidang pendidikan masyarakat, maka fasilitas merupakan salah satu peran utama yang harus ada untuk menunjang keberlangsungan dari proses belajar-mengajar itu sendiri. Fasilitas yang dimaksud di sini adalah tenaga pengajar, bangunan/gedung sekolah, administrasi dan lain-lain. Dengan demikian cita-cita pelaksanaan/ pencapaian dari fungsi/peranan pondok pesantren akan dapat tercapai.
Ada tiga masalah yang melatarbelakangi pondok pesantren Bahrul Ulum menggeluti pendidikan madrasah; pertama, kualitas guru yang rendah, kedua input, bahwa yang masuk madrasah mayoritas tergolong kurang kualitasnya seperti tingkat IQ nya, kemampuan ekonomi, masalah ketiga proses belajar mengajar di atas akibat utama dari masalah-masalah yang ada pada madrasah pondok pesantren Bahrul Ulum Awipari, ialah bahwa mampu menduduki kualitas yang diharapkan, posisi serta peran yang dijalankan, baik dari kalangan pondok pesantren maupun kalangan masyarakat.
Upaya pembangunan pondok pesantren Bahrul Ulum dalam hal ini meliputi :
- Pendidikan agama (pengajian kitab) kegiatan ini merupakan komponen dari proses belajar mengajar di pondok pesantren.
- Pendidikan formal diselenggarakan dalam bentuk madrasah yang memakai kurikulum pemerintah.
- Pendidikan keterampilan diantaranya pendidikan pramuka, kesenian, ini diharapkan akan mampu menambah wawasan para siswa dan siswi pondok pesantren.
Berdasarkan catatan di atas, pondok pesantren Bahru Ulum Awipari merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memakai sistem kurikulum pemerintah disamping itu memiliki pendidikan yang non formal. Namun mengenai bagaimana peranan pondok pesantren dalam hal pendidikan sampai saat ini belum diketahui oleh masyarakat. Hal inilah yang mendorong peneliti mengangkat judul penelitian “PERANAN PONDOK PESANTREN BAHRUL ULUM DALAM BIDANG PENDIDIKAN DI KELURAHAN AWIPARI TAHUN 2007-2013”
1.2 Rumusan Masalah
Fokus masalah akan menjadi jelas dan penting untuk dibahas apabila ditemukan pokok topik, yang menjadi pokok permasalahannya pada penelitian ini diantaranya :
- Bagaimanakah kondisi pondok pesantren Bahrul Ulum dari tahun 2007-2013?
- Bagaimanakah peranan pondok pesantren Bahrul Ulum di dalam bidang pendidikan di Kelurahan Awipari?
1.3 Manfaat Penelitian
1.Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada para ilmuan yang akan meneliti bidang pendidikan serta dengan ditemukannya peranan pondok, peranan pesantren dan strategi pondok pesantren dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi masyarakat khususnya masyarakat Kelurahan Awipari. Disamping itu hasil penelitian ini diharapkan juga menjadi dasar pemikiran serta memberikan motivasi dan dorongan bagi peneliti lainnya untuk melakukan penelitian lanjutan dengan pokok bahasan yang lebih mendalam tentang strategi Pondok Pesantren dalam bidang pendidikan bagi masyarakat.
2.Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi lembaga pendidikan pada umumnya dan mahasiswa FISIP pada khususnya. Sebagai acuan dalam memberikan pembinaan dan bimbingan kepada peneliti dalam rangka mengungkapkan realita-realita yang masih menjadi permasalahan tentunya yang berkaitan dengan pendidikan.
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Pengertian Peranan
Peranan (role) merupakan aplikasi dari sebuah kedudukan seorang/kelompok /organisasi, peranan seseorang akan menyebabkan orang pada batas-batas tertentu, dapat meramalkan perbuatan perbuatan orang lain, sehingga dengan demikian orang yang memiliki peran tersebut akan dapat menyelesaikan prikelakuan sendiri dan prikelakuan orang-orang sekelompoknya. Peranan-peranan tersebut diatur oleh norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses, tepatnya adalah bahwa seseorang menduduki suatu posisi, tepatnya adalah bahwa seseorang menduduki suatu posisi, tempat dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Sehubungan dengan hal-hal ini, maka peranan sangat erat hubungannya dengan fasilitas-fasilitas yang akan menunjang dari proses peranan tersebut.
2.2 Pondok Pesantren
Pondok adalah suatu tempat untuk mendidik atau mengajarkan agama Islam. Pondok ini merupakan tempat untuk menuntut ilmu dan memiliki asrama khusus bagi santri yang bersekolah di sana terutama yang datang dari luar daerah (Marwan Asaridjo, dkk, 1982, h. 76).
Pesantren berasal dari bahasa sansekerta yang memperoleh wujud dan pengertian tersendiri dalam bahasa Indonesia. Asal kata peasntren adalah sant yang berarti orang yang baik dan tra artinya suka menolong, maka santra berarti orang yang suka menolong atau selalu berbuat baik, tetapi setelah santra mendapat imbuhan pe-an sehingga menjadi pesantren yang menunjukkan arti tempat. Maka dapat diartikan bahwa pesantren adalah sebagai lembaga atau tempat untuk mendidik santri (siswa dan siswi) menjadi individu yang selalu dapat berbuat baik (Mattulada, dkk, 1983, h. 323).
Secara garis besar bentuk pondok pesantren dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu pondok pesantren salafi dan pondok pesantren khalafi.
1.Pesantren Salafi
Pesantren salafi adalah lembaga pesantren yang mempertahankan pengajian-pengajian kitab-kitab Islam klasik (salaf) sebagai inti pendidikan (Dhofer, 1983, h. 33).
2.Pesantren Khalafi (modern)
Pesantren khalafi adalah pesantren yang memasukkan pelajaran umum dalam kurikulum madrasah yang dikembangkan atau pesantren yang menyelenggarakan sekolah umum seperti SMP, SMA dan perguruan tinggi dalam lingkungan.
2.3 Pendidikan
Di dalam perkembangan paldugogik yang pesat menuju sebagai ilmu yang berdiri sendiri ditunjukkan oleh Herman Rohrs bahwa yang mula-mula sekali memakai ilmu pendidikan ialah J.C. Greiling yang menulis dalam bukunya tentang tujuan akhir dari pendidikan dan tentang dasar pertama dari ilmu pengetahuannya bahwa ilmu pendidikan berada dari seni mendidik (Prof. Dr. H. M. Said, 1985. h. 6).
Pendidikan pada hakikatnya suatu kegiatan yang selama sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung terus-menerus (Drs. H. Abu Ahmadi, dkk, 1991, h. 70).
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peranan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Di Kelurahan Awipari Tahun 2007-2013. Oleh karena itu agar penelitian ini dapat mengetahui secara jelas terkait partisipasi tersebut, penulis memilih untuk menggunakan Metode Penelitian Kualitatif. Dengan metode kualitatif penulis mempunyai kesempatan yang lebih luas dalam berinteraksi dengan objek penelitian, sehingga dapat memperkaya dan memperdalam kajian dalam penelitian yang penulis lakukan.
3.2 Lokasi Penelitian
3.3 Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian yang dituju adalah pengurus pondok pesantren Bahru Ulmum, Santri dan Tokoh Masyarakat kelurahan Awipari.
Penulis melakukan fokus penelitian terhadap Peranan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Di Kelurahan Awipari Tahun 20007-2013.
3.5 Pendekatan Dalam Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus diartikan sebagai metode atau strategi dalam penelitian, bisa juga berarti hasil dari suatu penelitian kasus tertentu. Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasi suatu kasus dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak luar.
3.6 Teknik Penetapan Sample
Penulis menggunakan teknik “purposive sampling” dalam pengambilan sample. Purposive sampling termasuk sample jenis non probability sampling, yaitu tidak memberikan kesempatan yang sama kepada setiap objek penelitian untuk dijadikan informan. Dalam penelitian ini penulis menentukan sample melalui pertimbangan tersendiri yang dipandang dapat memberikan data hingga mencapai titik jenuh (saturasi) agar pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan.
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan teknik wawancara mendalam dan intensif dengan para informan.
B. Data sekunder
3.8 Teknik Analisa Data
Teknik analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis maupun lisan. Pendekatan dalam metode analisis ini adalah dengan menggunakan analisis interaktif ( interaktif model of analyze) yang menurut Milles dan Huberman ( 1992:20) adalah selama proses pengumpulan data penelitian harus siap bergerak diantara empat sumbu kumparan itu selama pengumpulan data selanjutnya bergerak bolak–balik diantara kegiatan reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan verifikasi
Gambar II: Model Analisis
Sumber : Mattew Milles dan A. Michael Haberman (1992:20)
Keterangan Gambar :
1. Reduksi data: sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan – catatan tertulis di lapangan.
2. Penyajian data : sebagai kumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya kesimpulan dan pengamatan tindakan.
3. Penarikan kesimpulan/verifikasi: kegiatan mencari arti benda–benda, mencatat keteraturan, pola–pola dan penjelasan, konfigurasi–konfigurasi yang mungkin. Alur sebab akibat dan proposisi, kemudian mengikat lebih rinci dan mengakar dengan konkrit.
4. Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Pesantren berasal dari bahasa sansekerta yang memperoleh wujud dan pengertian tersendiri dalam bahasa Indonesia. Asal kata peasntren adalah sant yang berarti orang yang baik dan tra artinya suka menolong, maka santra berarti orang yang suka menolong atau selalu berbuat baik, tetapi setelah santra mendapat imbuhan pe-an sehingga menjadi pesantren yang menunjukkan arti tempat. Maka dapat diartikan bahwa pesantren adalah sebagai lembaga atau tempat untuk mendidik santri (siswa dan siswi) menjadi individu yang selalu dapat berbuat baik (Mattulada, dkk, 1983, h. 323).
Secara garis besar bentuk pondok pesantren dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu pondok pesantren salafi dan pondok pesantren khalafi.
1.Pesantren Salafi
Pesantren salafi adalah lembaga pesantren yang mempertahankan pengajian-pengajian kitab-kitab Islam klasik (salaf) sebagai inti pendidikan (Dhofer, 1983, h. 33).
2.Pesantren Khalafi (modern)
Pesantren khalafi adalah pesantren yang memasukkan pelajaran umum dalam kurikulum madrasah yang dikembangkan atau pesantren yang menyelenggarakan sekolah umum seperti SMP, SMA dan perguruan tinggi dalam lingkungan.
2.3 Pendidikan
Di dalam perkembangan paldugogik yang pesat menuju sebagai ilmu yang berdiri sendiri ditunjukkan oleh Herman Rohrs bahwa yang mula-mula sekali memakai ilmu pendidikan ialah J.C. Greiling yang menulis dalam bukunya tentang tujuan akhir dari pendidikan dan tentang dasar pertama dari ilmu pengetahuannya bahwa ilmu pendidikan berada dari seni mendidik (Prof. Dr. H. M. Said, 1985. h. 6).
Pendidikan pada hakikatnya suatu kegiatan yang selama sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung terus-menerus (Drs. H. Abu Ahmadi, dkk, 1991, h. 70).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peranan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Di Kelurahan Awipari Tahun 2007-2013. Oleh karena itu agar penelitian ini dapat mengetahui secara jelas terkait partisipasi tersebut, penulis memilih untuk menggunakan Metode Penelitian Kualitatif. Dengan metode kualitatif penulis mempunyai kesempatan yang lebih luas dalam berinteraksi dengan objek penelitian, sehingga dapat memperkaya dan memperdalam kajian dalam penelitian yang penulis lakukan.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kelurahan Awipari Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.
3.3 Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian yang dituju adalah pengurus pondok pesantren Bahru Ulmum, Santri dan Tokoh Masyarakat kelurahan Awipari.
3.4 Fokus Penelitian
Penulis melakukan fokus penelitian terhadap Peranan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Di Kelurahan Awipari Tahun 20007-2013.
3.5 Pendekatan Dalam Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus diartikan sebagai metode atau strategi dalam penelitian, bisa juga berarti hasil dari suatu penelitian kasus tertentu. Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasi suatu kasus dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak luar.
3.6 Teknik Penetapan Sample
Penulis menggunakan teknik “purposive sampling” dalam pengambilan sample. Purposive sampling termasuk sample jenis non probability sampling, yaitu tidak memberikan kesempatan yang sama kepada setiap objek penelitian untuk dijadikan informan. Dalam penelitian ini penulis menentukan sample melalui pertimbangan tersendiri yang dipandang dapat memberikan data hingga mencapai titik jenuh (saturasi) agar pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
A. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan teknik wawancara mendalam dan intensif dengan para informan.
B. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh buku-buku, dokumen, leteratur, media masa dan sumber-sumber media cetak lainnya.
Pengumpulan data selain menggunakan sample, peneliti juga menggunakan teknik Wawancara Mendalam (in depth interview), Menurut Miles dan Huberman adalah wawancara informal yang dilakukan pada saat konteks yang dianggap tepat guna mendapatkan data yang mempunyai kedalaman dan dapat dilakukan berkali-kali secara frekuentif sesuai dengan keperluan penelitian Teknik ini dimaksudkan agar peneliti mampu mengeksplorasi data dari informan dan pewawancara akan mempengaruhi pada jawaban yang diberikan informan. Cara pengambilan data dengan tanya jawab dengan informan yang dilakukan dengan wawancara mendalam.
Pengumpulan data selain menggunakan sample, peneliti juga menggunakan teknik Wawancara Mendalam (in depth interview), Menurut Miles dan Huberman adalah wawancara informal yang dilakukan pada saat konteks yang dianggap tepat guna mendapatkan data yang mempunyai kedalaman dan dapat dilakukan berkali-kali secara frekuentif sesuai dengan keperluan penelitian Teknik ini dimaksudkan agar peneliti mampu mengeksplorasi data dari informan dan pewawancara akan mempengaruhi pada jawaban yang diberikan informan. Cara pengambilan data dengan tanya jawab dengan informan yang dilakukan dengan wawancara mendalam.
3.8 Teknik Analisa Data
Teknik analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis maupun lisan. Pendekatan dalam metode analisis ini adalah dengan menggunakan analisis interaktif ( interaktif model of analyze) yang menurut Milles dan Huberman ( 1992:20) adalah selama proses pengumpulan data penelitian harus siap bergerak diantara empat sumbu kumparan itu selama pengumpulan data selanjutnya bergerak bolak–balik diantara kegiatan reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan verifikasi
Gambar II: Model Analisis
Sumber : Mattew Milles dan A. Michael Haberman (1992:20)
Keterangan Gambar :
1. Reduksi data: sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan – catatan tertulis di lapangan.
2. Penyajian data : sebagai kumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya kesimpulan dan pengamatan tindakan.
3. Penarikan kesimpulan/verifikasi: kegiatan mencari arti benda–benda, mencatat keteraturan, pola–pola dan penjelasan, konfigurasi–konfigurasi yang mungkin. Alur sebab akibat dan proposisi, kemudian mengikat lebih rinci dan mengakar dengan konkrit.
4. Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.