Zaman Dulu |
Cara manusia memperolah pengetahuan pada zaman dulu
Yaitu dengan mengandalkan perasaan daripada kebenaran
pikiran antara lain dengan prasangka, intuisi, dan main coba-coba.
- Memperoleh pengetahuan dengan prasangka berrati sebelum menyangka, dengan belum terjadinya sesuatu secara pasti orang dapat menyangka bahwa sesuatu hal ada kemungkinan benar. Sangkaan masih banyak mempergunakan perasaan daripada pikiran dan belum ada bukti-bukti kebenarannya. Sebagai contoh, dugaan orang Babilonia tenatang terjadinya hujan yang menyangka bahwa hujan turun dari langit karena atap dunia (langit) yang bocor.
-
- Memperoleh pengetahuan dengan intuisi,
Intuisi adalah pandangan bathiniah tnapa urutan pikiran,
dengan serta merta pandangan tersebut tembus mengenai suatu peristiwaatau atau
kebenaran atau dapat disebut ilham. Intuisi tanpa diiringi proses berpikir
sebelumnya, sering dalam keadaan setengah sadar, samar-samar, namun tiba-tiba
dan pasti memunculkan suatu keyakinan yang tepat. Unsur kepastian intuiosi
mirip insting dan pengertian terhadap kebenaran perlu prasangka sendiri.
Biasanya wanita mempunyai logika berpikir intuitif yang dadapt diterima oleh
akal namun belum tentu benar.
-
- Memperoleh pengetahuan dengan trial dan error
Trial dan error adalah cara memperoleh pengetahuan dengan
coba-coba dan berharap-harap, mudah-mudahan dapat memperoleh hasil yang
mendatangkan keuntungan. Cara ini jauh lebih maju dibandingkan kedua cara
diatas walaupun sering salah, namun orang sudah melakukan percobaan seperti
dalam metode ilmiah. Hanya karena kurang penegertian dan pengalaman, orang
melaukan coba-coba, biasanya diawali dengan penemuan-penemuan yang diperoleh
secara kebetulan.
-
-- Logika dan pengetahuan
Logika dalah pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir
dengan lurus, tepat dan sehat. Dalam mempergunakan logika manusia mengenal
logika kodratih dan logka ilmiah. Logika kodratiah merupakan cara berpikir
secara spontan dalam menanggapi atau memecahkan suatu persoalan. Logika ilmiah
dapat memperhalus dan mempertajam pikiran dan akal budi, sehingga hasil
pemikirannya dapat benar-benar lurus, tepat, dan sehat sehingga terhindar dari
kesesatan.
-
- ALAM, LOGIKA DAN MANUSIA
Car a yang umum dipergunakan dalam logika adalah
silogisme
Silogisme adalah pengambilan keputusan atau kebenaran
yang disimpulkan dari dua premis. Dikenal dua premis, yaitu mayor dan minor.
Dari premis mayor orang memperoleh kebenaran yang sifatnya khusus, sedangkan
dari premis minor seseorang memperoleh kebenaran yang sidatnya umum. Dari kedua
kebenaran tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan kebenaran. Contohnya :
Pemis mayor: semua orang pasti akan mati;
Premis minor: Ahmada dari orang;
Kesimpulan: Ahmad pasti akan mati.
PANDANGAN MANUSIA TERHADAP ALAM
- -
Pandanagan Antroposentris
Antroposnetris (antropo= manusia, sentris = pusat) adalah
anggapan bahwa manusia menjadi pusat segala-galanya.
- -
Pandangan Geosentris
Geosentris (geos=bumi) adalah pandangan bahwa bumi
menjadi pusat alam semesta dan semua benda langit mengelilingi bumi,
dikemukakan oleh Ptolomues (abad 6 SM), yang didukung oleh Thales (624-548 SM)’
dia yang mengemukakan pedoman pelayaran bagi pelaut Yunani dengan menentukan
bintang kutub. Menemukan ada 4 musin dalam 1 tahun. Anaximander (610-546 SM),
mengemukakn bahwa langit berputar dengan poros bintang kutub. Ilmuwan yang
mendukung:
Phythagoras (580-500 SM), terkenal dengan dalilnya
segitiga siku-siku (Dalil Phytagoras, a2=b2+c2) dan jumlah sudut segitiga
adalah 180 drjt.
Erasthothenes (276-195 SM), orang pertama yang menghitung
ukuran bumi adalah bulat, dengan mengukur peredaran matahari dari Seyne (Mesir)
ke Iskandariah, dan ditekukan bahawa ukuran keliling bumi adalah 36.000 km,
sedikit meleset karena ukuran bumi sebenarnya adalah 40.000 km.
-
- Pandangan Heliosentris
Helios=matahari, jadi pandangan heliosentris adalah
anggapan bahwa alam smesta adalah matahari. Pendapat ini merupakan perubahan
drastis dari pendapat geosentris sepeti yang dikemukakan Ptolomeus. Sampai
sekarang paham ini masih bertahan sebagai salah satu kebenaran.
Ilmuwan yang terlibat:
Nicholaus Copernicus, (1473-1543) seorang Polandia dalam
bukunya ”De Revolutionibus Orbium Caelestium” artinya Revolusi peredaran
Benda-benda langit, diletakkan dasar pengertian Heliosentris. Bulan
mengelilingi bumi dabsecar