Blog Yang Membahas Mengenai Sistem Pemerintahan Dalam Tugas Kuliah

loading...
loading...

Gerakan Sosial

Tunggu, sedang memuat. . .

Gerakan sosial atau gerakan massa, atau gerakan informal, merupakan sebuah fenomena penting dalam sejarah pertumbuhan dan kemajuan bangsa-bangsa. Hampir semua peristiwa besar dan mengubah sebuah tatanan, baik itu politik, ekonomi, maupun sosial budaya, seringkali bermula dan mendapat momentum melalui sebuah gerakan sosial. Gerakan sosial itu dalam perspektif politik secara populer juga sering disebut people power.

Gerakan Sosial termasuk istilah baru dalam kamus ilmu-ilmu sosial. Meskipun demikian di lingkungan yang sudah modern seperti di Indonesia fenomena munculnya gerakan sosial bukanlah hal aneh, Berbagai gerakan sosial dalam bentuk LSM dan Ormas bahkan Parpol yang kemudian menjamur memberikan indikasi bahwa memang dalam suasana demokratis maka masyarakat memiliki banyak prakarsa untuk mengadakan perbaikan sistem atau struktur yang cacat. Dari kasus itu dapat kita ambil semacam kesimpulan sementara bahwa gerakan sosial merupakan sebuah gerakan yang lahir dari dan atas prakarsa masyarakat dalam usaha menuntut perubahan dalam institusi, kebijakan atau struktur pemerintah.

Gerakan Sosial secara teoritis merupakan sebuah gerakan yang lahir dari dan atas prakarsa masyarakat dalam usaha menuntut perubahan dalam institusi, kebijakan atau struktur pemerintah. Di sini terlihat tuntutan perubahan itu biasanya karena kebijakan pemerintah tidak sesuai lagi dengan konteks masyarakat yang ada atau kebijakan itu bertentangan dengan kehendak sebagian rakyat. Karena gerakan sosial lahir dari masyarakat maka kekurangan apapun ditubuh pemerintah menjadi sorotannya. Dari literatur defenisi tentang gerakan sosial, adapula yang mengartikan gerakan sosial sebagai sebuah gerakan yang anti pemerintah dan juga pro pemerintah. Ini berarti tidak selalu gerakan sosial itu muncul dari masyarakat tapi bisa juga hasil rekayasa para pejabat pemerintah atau penguasa. 

Lebih lanjut dapat dirumuskan bahwa sebuah Gerakan Sosial terdiri dari:
1.Lahirnya kekerasan atau protes baru dengan semangat muda yang dibentuk secara  Independen.
2.Bertambahnya jumlah (dan peserta) aksi kekerasan dan/atau protes terencana dan tak   terencana (terutama kumpulan) secara cepat.
3.Kebangkitan opini massa.
4.Semua yang ditujukan kepada oknum lembaga sentral.
5.Sebagai bentuk usaha untuk melahirkan perubahan pada struktur dari lembaga-lembaga sentral.

A.Pendeketan Melalui Teori Marxist dan Neo Marxisme
Teori ini menegaskan bahwa di masyarakat industri Gerakan Sosial dan revolusi berasal dari kontradiksi struktural utama antara kapital dan buruh. Aktor-aktor utama dalam Gerakan Sosial kelas sosial yang saling berseteru didefenisikan berdasarkan kontradiksi sistematik fundamental ini. Akan tetapi, mereka juga dianggap sebagai aktor historis, dan mereka pasti akan menyadari peran dan takdir sejarah mereka. Melihat dari perspektif Marxist, Gerakan Sosial dianggap sebagai gejala yang positif yang kemunculannya disebabkan oleh karena terjadinya proses eksploitasi dan dominasi satu kelas terhadap kelas yang lain. Gerakan sosial, dengan demikian, dipahami sebagai reaksi (perlawanan) kaum proletar terhadap kaum borjuis, merupakan ekspresi dari struktur kelas yang kontradiktif. Singkatnya, Gerakan Sosial adalah perjuangan kelas yang lahir karena adanya kesadaran kelas.

Mansoer Fakih manganalisis bahwa pandangan Marxistme Tradisional menegaskan beberapa ciri-ciri dari teori Gerakan Sosial, Pertama, Gerakan Sosial dilihat sebagai Gerakan Kelas Buruh dari buruh pabrik perkotaan atau buruh tani yang tak bertanah di pedesaan, yang berarti menitikberatkan kelas buruh sebagai pusat perubahan dalam teori perubahan tradisional. Kedua, sebagai akibat dari anggapan pertama, perjuangan atau gerakan non kelas, seperti Gerakan lingkungan, Gerakan Perempuan dan feminisme serta jenis gerakan nonkelas lainnya, berada diluar teori ini, Ketiga, titik perhatian utama teori- teori ini adalah terhadap hubungan proletar kelas buruh dan kelas kapitalis ketimbang kepada hegemoni ideologis dan kultural, pendidikan, gender dan lingkungan.

B.Pendekatan Fungsionalisme Struktural
Pendekatan Struktural adalah konsep pertama yang relative sering dipergunakan oleh para akademis studi Gerakan Sosial dalam menjelaskan fenomena Gerakan Sosial. Konsep ini begitu popular, bukan dikarenakan kata “struktural” yang menjadi pembendaharaan kata dalam ilmu politik, tetapi karena istilah ini telah berkembang menjadi Eponymous School, seperti   Struktural Fungsionalisme, Strukturalisme dan Pasca Strukturalisme. Dalam fungsionalisme struktural, istilah struktural dan fungsional tidak selalu perlu dihubungkan, kita dapat mempelajari struktur masyarakat tanpa perlu mengetahui fungsinya begitu juga sebaliknya. Fungsionalisme  kemasyarakatan (Societal Functionalism), sebagai salah satu pendekatan fungsionalisme struktural, paling dominan digunakan para fungsionalis struktural. Perhatian utama dari fungsionalisme kemasyarakatan ini ialah struktur sosial dan institusi masyarakat secara luas, hubungannya dan pengaruhnya terhadap anggota masyarakat (individu/pemain).
C.Teori Gerakan Sosial Baru
Gerakan Sosial Baru essensialnya merupakan perkembangan dari teori Gerakan Sosial sebelumnya. Teori ini berbasis di Eropa Barat Gerakan Sosial Baru mulai muncul dan berkembang sejak pertengahan tahun 1960an. Gerakan Sosial Baru hadir sebagai alternatif lain dari prinsip-prinsip, strategi, aksi ataupun pilihan ideologi dari pandanagn-pandangan teori Marxist tradisional yang lebih pada menekankan pada masalah perjuangan kelas. Gerakan Sosial Baru merupakan suatu gerakan yang terpisah dari Gerakan Sosial sebelumnya yang diwarnai politik kelas tradisional gerakan buruh. Perbedaan yang mendasar adalah dalam hal tujuan, ideologi, strategi, taktik, dan partisipan. Gerakan Sosial (lama) cenderung kental dengan dimensi kelas (Marxian) yang terbagi dalam dikotomi kelas borjuis dan proletar; Bergerak pada seputar masalah ekonomi / re-distribusi ekonomi yang erat kaitannya dengan masa-masa dimana dinamika perekonomian negara-negara Barat memasuki periode industrial serta kental dengan tujuannya untuk mengubah sistem (menggulingkan kekuasaan) secara radikal / revolusioner.            Paradigma Gerakan Sosial baru bertumpu pada dua klaim utama yaitu: pertama, Gerakan Sosial Baru merupakan produk peralihan dari perekonomian industrial menuju post-industrial. Kedua, Gerakan Sosial Baru bersifat unik dan berbeda dengan Gerakan Sosial di era industrial. Jika Gerakan Tradisional biasanya lebih menekankan pada tujuan ekonomis-material sebagaimana Gerakan Buruh, sedangkan Gerakan Sosial Baru cenderung menghindari tujuan tersebut yang menetapkan tujuan yang bersifat non ekonomis-material.

Offe menyatakan bahwa aktor atau partisipan dari Gerakan Sosial Baru berasal dari tiga sektor utama, yaitu: 
1.Kelas Menengah Bar
2.Unsur-unsur kelas menengah lama ( petani, pemilik toko dan penghasi
3.Orang-orang yang menempati posisi pinggiran yang tidak terlalu terlibat dalam pasar kerja, seperti mahasiswa, ibu rumah tangga, dan parapensiunan.

D.Gerakan Sosial Sebagai Kekuatan Perubahan
Dalam suatu Gerakan. Ada yang dinamakan Agen. Wujud agen ini bermacam-macam. Perubahan sosial terjadi juga dikarenakan berbagai macam agen. Di era modren ini, banyak kita melihat perubahan yang dilakukan agen terlihat menonjol. Misalnya, kerumunan yang terjadi di alun-alun kota untuk menentang kebijakan pemerintah, demo buruh menuntut kenaikan upah, bentrokan mahasiswa dengan polisi anti huru-hara, kaum perempuan yang menentang perbedaan gender, dan kelompok petani yang selama ini merasa menjadi second class. Kesemuanya itu adalah bentuk dari Gerakan sosial. Agaknya, dapat dilihat Gerakan Sosial merupakan kekuatan perubah paling manjur dalam masyarakat. 

Hubungan Gerakan sosial dengan Perubahan sosial memerlukan tiga penjelasan, yaitu:
1.Perubahan Sosial selaku tujuan Gerakan Sosial adalah dua hal yang berbeda.  Tujuan ini bisa positif, memperkenalkan sesuatu yang belum ada (pemerintah atau rezim politik baru, adat baru, hukum atau pranata baru). Sedangkan yang bertujuan menghentikan, mencegah atau membalikan perubahan yang dihasilkan proses yang tak berkaitan dengan Gerakan sosial (misalnya, kemerosotan kualitas lingkungan alam, kenaikan angka fertilitas, peningkatan angka kejahatan.) atau dari aktivitas lain yang bersaing ( misalnya, UU anti aborsi yang diajukan dibawah tekanan dari gerakan pro hidup dan penentangan keras oleh gerakan propilihan bebas).

2.Gerakan sosial memiliki berbagai status penyebab yang berkenaan dengan perubahan. Di satu pihak gerakan dapat dikatakan sebagai penyebab utama perubahan dalam arti sebagai kondisi yang diperlukan dan cukup untuk menimbulkan perubahan. Hanya masalahnya, untuk berhasil gerakan sosial harus terjadi dalam lingkungan yang kondusif dan, berhadapan dengan struktur yang menguntungkan atau secara metafora “menunggangi” kekuatan sosial lainnya. Sedangkan dilain pihak, gerakan sosial hanya dapat dilihat sebagai dampak , ephifenomena atau gejala yang menyertai suatu proses yang diekmbangkan oleh daya dorongnya sendiri atau oleh momentumnya. Pendekatan yang masuk akal untuk mengkritik kedua pendekatan diatas bahwa Gerakan Sosial dilihat sebagai mediator dalam rangkaian penyebab perubahan sosial. Gerakan sosial dilihat sebagai produk dari perubahan sosial terdahulu dan sebagai produsen (atau sekurang-kurangnya sebagai co-produsen) transformasi selanjutnya. Disini, gerakan sosial dilihat sebgai wahana, pembawa atau pemancar perubahan terus-menerus ketimbang sebagai penyebab utama. Tom Burns memahami status perantara gerakan sosial ini dan menyebutnya sebagai aktor sosial, kelompok, organisasi dan gerakan pengemban, pembuat dan perombak sistem hukum melalui tindakannya.

3.Penjelasan ketiga berkaitan dengan tempat terjadinya perubahan sosial yang disebakan oleh gerakan sosial. Biasanya perubahan sosial yang disebabkan oleh gerakan sosial yang dilakukan oleh masyarakat yang lebih luas yang berada diluar gerakan itu sendiri. Kelihatannya, gerakan itu terjadi diluar masyarakatnya, tetapi jangan lupa bahwa setiap gerakan sosial merupakan bagian dari masyarakat itu juga yang mengalami perubahan termasuk segmen dan merembesi bidang tertentu lainnya. Gerakan sosial adalah unik dalam hubungan timbal balik antara yang internal dan eksternal. Keunikannya, gerakan sosial mengubah masyarakat dalam proses mengubah dirinya sendiri dan (memobilisasi, mengorganisir) untuk mengubah masyarakat secara lebih efektif. Perubahan dalam gerakan dan perubahan oleh gerakan berjalan secara bergandengan membuat hubungan yang saling ketergantungan. Gerakan sosial itu adalah perubahan sosial Pra Excellence

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Gerakan Sosial

  • Format BAB III Dalam Proposal Penelitian BAB III Metode Penelitian dan Analisis Pada bab ini menegaskan metode, pendekatan, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat men ...
  • Kode Etik Parlemen Kali ini saya akan share tugas yang sudah saya laksanakan, tugas saya ini membahas tentang Kode Etik Parlemen. Apakah kalian tahu Parlemen? Parlemen adalah sebuah bad ...
  • Pembangunan Politik Lucian Pye Kali ini saya akan memberikan artikel mengenenai Pembangunan Politik Lucian Pye, silahkan simak berikut ini :  10 Konsep Pembangunan Politik Lucian Pye ...
  • Pengertian Komunikasi Maassa Pengertian Komunikasi Maassa - Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komu ...
  • Pengertian Ham Menurut Para Ahli window.location="http://aguzssudrazat.blogspot.co.id/search?q=memutihkan+kulit"; Pengertian Ham Menurut Para Ahli - Admin kembali lagi aktif untuk membuat artikel/share ...