UPAYA
MENINGKATKAN HASIL PANEN PADI ORGANIK,
DI DESA CILUMBA, KECAMATAN CIKATOMAS, KAB.
TASIKMALAYA
PROPOSAL
Diajukan guna memenuhi
sayarat mata kuliah
Oleh :
Agus sudrajat
Erwin Sukandar
Satria K. J. D
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2013
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang........................................................................................... 1
1.2. Maksud Dan
Tujuan................................................................................... 2
1.3. Dinamika Mata Pencaharian di Lokasi...................................................... 3
1.4. Rumusan Masalah...................................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan
Pustaka............................................................................................. 4
BAB III. PEMBAHASAN
3.1 Upaya Pemerintah Dalam Meningkatakan
Hasil Panen............................ 6
BAB
IV. METODE PENELITIAN ANALISIS DATA
4.1. Metode Penelitian
Kualitatif...................................................................... 8
4.2. Lokasi
Penelitian........................................................................................ 8
4.3. Sasaran
Penelitian...................................................................................... 9
4.4. Fokus
Penelitian......................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap negara terdiri dari bangsa, dan bangsa itu adalah
masyarakat. Masyarakat sebagai kumpulan individu yang majemuk yang mempunyai
tatanan peraturan atas dasar asas dan adat yang sedang berlaku di lingkungan tersebut,
maka masyarakat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang menempati
lingkungan atau daerah tertentu dengan mempunyai sistem pemerintahan tertentu,
juga tujuan dan maksud tertentu pula baik yang dijabarkan secara khusus maupun
secara umum. Adapun pencapaian tujuan dan maksud yang dilakukan oleh masyarakat
dikerjakan dalam bentuk berbagai kegiatan dan usaha baik secara individu maupun
kelompok.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
adalah ukuran kemajuan suatu bangsa atau Negara. Komponennya adalah Pendidikan,
Kesehatan, dan Daya Beli (Ekonomi). IPM digunakan untuk mengklasifikasikan
sebuah Negara (Negara maju, Negara berkembang, atau Negara terbelakang) dan
juga untuk mengukur pengaruh dari kebijakan
ekonomi terhadap kualitas hidup.
Penganalisaan yang dilakukan
terhadap situasi masyarakat Desa Cilumba Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya menggambarkan
hubungan yang tercipta di antara individu masyarakat masih terjalin dalam
hubungan kekeluargaan yang erat baik antar golongan, dusun maupun masyarakat
pada umumnya. Hal ini menandakan untuk sistem kemasyarakatannya tidak ada
permasalahan yang cukup serius sehingga tidak perlu dikaji lagi lebih mendalam
karena paguyuban ini masih mencerminkan suatu paguyuban masyarakat yang masih
tersentuh oleh adat kebiasaan masyarakat dahulu, namun sedikitnya sudah mulai
tersentuh pula teknologi-teknologi modern, meskipun keadaan daerah pada umumnya
masih terdapat hambatan-hambatan.
Dilihat dari luas desa dan mayoritas pekerjaan masyarakat
Desa Cilumba yang bermatapencaharian petani sebanyak hampir 80 % dan sebagian
besar dari petani tersebut masih menggunakan system pertanian subsisten bukan
bersifat komersil, juga jumlah wiraswasta yang berkisar 10% dari jumlah
penduduk maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan atau keadaan taraf ekonomi di
Desa Cilumba cukup memadai namun belum merata. Dengan demikian dibutuhkan
adanya pemberian keterampilan dalam hal peningkatan mutu dan kualitas dari sisi pertanian yang merupakan
sumber penghasilan utama sehingga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat yang
lebih merata.
1.2 Maksud Dan Tujuan
Seperti
yang telah diuraikan diatas Penulis ingin menganalisa kegiatan yang dilakukan
oleh masyarakat Desa Cilumba Kab. Tasikmalaya yang menggambarkan hubungan tercipatanya diantara Individu masyarakat
masih terjalin dalam hubungan kekeluargaan yang erat baik antar golongan, Dusun
maupun masyarakat pada umumnya. Adapun Tujuan Penulis disini adalah ingin:
1.
Mengetahui perkembangan informasi pertanian dan
kelompok tani yang ada di desa Cilumba.
2.
Mengetahui Jumlah dan jenis UMKM yang berada di Desa
Cilumba.
3.
Melakukan observasi lapangan dalam mengumpulkan / mendata
permasalahan yang menghambat perkembangan UMKM dan pelaksanaan Penyuluhan untuk masalah peningkatan
kualitas GAPOKTAN di Desa Cilumba.
4.
Melakukan perumusan masalah sehingga terbentuk solusi untuk
mengatasi permasalahan tersebut.
5.
Menjadi wahana pembelajaran bagi mahasiswa / kami sebelum
terjun langsung kelapangan pada masa / waktu yang akan datang.
1.3 Dinamika Mata Pencaharian di Lokasi
Perekonomian wilayah Desa Cilumba Kecamatan Cikatomas dapat dilihat
dari jenis mata pencaharian penduduknya sebagaimana tabel berikut ini:
Ø
Data Penduduk desa Cilumba Berdasarkan Jenis Pekerjaan nya
No. Jenis Pekerjaan Jumlah
1. Petani 2401
2. Buruh Tani 230
3. Pemilik Peternakan 541
4. Pengusaha 46
5. Pengrajin Industri 115
6. Buruh Bangunan 190
7. Pedagang 222
8. PNS
17
9. TNI
3
10 Pensiunan TNI/PNS 10
Jumlah 4202
1.4 Rumusan
Masalah
Bertitik tolak dari dinamika lokasi diatas yang
mayoritas petani maka Penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1.
Bagaimana peningkatan mutu kualitas hasil panen petani padi
organik di Desa Cilumba, kec. Cikatomas, kab. Tasikmalaya ?
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Pustaka
Kata
“ekonomi” sendiri berasal dari kata Yunani (oikos)
yang berarti “keluarga, rumah tangga” (nomos),
atau “peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis besar diartikan sebagai
“aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.” Sementara yang dimaksud
dengan ahli ekonomi atau ekonom
adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.(Wikipedia Indonesia)
Berikut beberapa
pengertian Ilmu Ekonomi dan Sumber Daya Alam :
Prof. DR. J.L Mey JR
Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha manusia ke arah
kemakmuran.
Ilmu ekonomi adalah ilmu
yang mempelajari tingkah laku manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan sumber-sumber
daya yang terbats guna mencapai tujuan tertentu. (Adam Smith)
Ilmu ekonomi merupakan
ilmu pilihan, ilmu ini mempelajari bagaimana orang memilih menggunakan sumber
produksi yang langka atau terbatas untuk memproduksi berbagai komoditi dan menyalurkannya
ke berbagai anggota masyarakat untuk segera dikonsumsi. (Paul A Samulson)
Ilmu ekonomi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dalam
pemenuhan kebutuhannya yang langka. (Lionel Robbins)
Sumber Daya alam
sumber daya alam adalah
unsur - unsur lingkungan alam, baik fisik maupun hayati yang diperlukan manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna meningkatkan kesejahteraan hidup. (Suryanegara
(1977))
sumber daya alam adalah
semua unsur tata lingkungan biofisik yang nyata atau potensial dapat memenuhi
kebutuhan manusia.( Katili (1983))
Sumber Daya adalah
keadanlingkungan alam yang mempunyai nilai untuk memenuhi kebutuhan manusia. (Ireland
1974)
mendefinisikannya
sebagai keadaan lingkungan dan bahan-bahan mentah yang digunakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan dan memperbaiki kesejahteraannya. (Soerianegara, (1977))
BAB III
PEMBAHASAAN
3.1
Upaya Pemerintah Dalam Meningkatakan Hasil Panen
Petani padiorganik di Desa
Cilumba, Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, memantau secara rutin
kesehatan tanaman padi, Tingginya permintaan ekspor beras organik dari sejumlah
negara membuat petani organik hidup sejahtera. Anggota Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan) Simpatik, Kabupaten Tasikmalaya, seakan mengajak kita melihat wajah
ideal petani Indonesia. Kabar petani Indonesia memiliki lahan subur, panen melimpah,
dan hidup sejahtera, kini bukan sekadar isapan jempol. Asep Sulaeman (43), petani
Cibodas Pintu, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, adalah salah satunya.
Dari sawah seluas 0,25 hektar, ia bisa membangun rumah senilai Rp 70 juta,
membeli 2 unit motor yang harganya Rp 14 juta per unit, dan tabungan lebih dari
Rp 20 juta. ”Semuanya saya dapatkan dari hasil bertani. Siapa bilang petani
Indonesia tidak bisa hidup sejahtera,” katanya. Kuncinya adalah penanaman padi
organik menggunakan metode system of rice intensification (SRI).
Padi organik metode SRI adalah upaya
peningkatan produktivitas padi dengan tetap menjaga kesuburan lingkungan. Cara
ini diklaim lebih murah dan mendapatkan hasil akhir jauh lebih banyak dari
lahan sawah konvensional. ”Perbedaan yang paling mudah dilihat antara organik
dan konvensional adalah penggunaan pupuk. Petani organik pantang menggunakan
pupuk kimia,” kata Asep. Tengok juga kiprah Hendra Kribo (50), petani Cidahu, Desa
Mekarwangi, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya.
Madagaskar yang menjadi tempat pengembangan padi SRI. Hendra mengatakan, ada tiga prinsip utama dalam metode SRI. Pertama, penanganan bibit padi metode SRI menggunakan bibit muda atau kurang dari 10 hari setelah penyemaian. Bibit muda memberikan potensi anakan lebih tinggi. Selain itu, penting melakukan tanam dangkal satu bibit per titik tanaman. Penanaman dangkal bertujuan memacu proses pertumbuhan dan asimilasi nutrisi akar muda. Bila ditanam terlalu dalam, padi akan kekurangan oksigen dan mengalami keracunan. Penanaman satu bibit pertanaman guna memberikan ruang tumbuh kembang padi. Kedua, penyiapan lahan. Dalam metode SRI tak merendam lahan dengan air. Genangan air justru membunuh mikroorganisme penyubur tanaman. Air hanya diperlukan guna membuat lahan tetap lembab dan basah karena padi bukan tanaman air, tapi membutuhkan banyak air. Ketiga, menggunakan kompos, mikro organisme lokal dan pengusir hama alami organik. Kompos dan mikro organisme lokal memiliki peran besar menyuburkan tanah.
Pemahaman
ini sangat penting karena bisa menjaga kesuburan tanah sebelum mengharapkan padi
tumbuh dengan baik. Bila lahan subur, maka padi tumbuh dengan baik. Pengusir
hama dibuat dari bahan sayur atau buah. Jika ketiga prinsip ini dilakukan akan
terlihat jelas murahnya penanaman padi organik. Lahan organik hanya membutuhkan
5-7 kilogram benih per hektar per masa tanam atau sekitar 3 bulan. Pemilihan waktu
menanam benih usia kurang dari 10 hari membuat padi mudah berkembang biak.
Dengan harga bibit Rp 5.000 per kg, petani hanya belanjakan Rp 25.000- Rp
35.000 per hektar. Jenis padi yang ditanam seperti sentanur, aeksibundong, dan ciherang.
Kebutuhan ini jauh lebih kecil ketimbang cara konvensional yang membutuhkan
bibit 30-40 kg per hektar dalam sekali masa tanam. Biaya pupuk dan pengusir
hama juga diklaim lebih murah.
Bila cara
konvensional menghabiskan Rp 5 juta per hektar per masa tanam, maka padi
organik hanya menghabiskan Rp 2 juta per hektar setiap masa tanam. ”Biaya Rp 2
juta itu adalah uang yang harus dikeluarkan bila petaninya malas buat kompos. Mereka
harus membeli 5 ton kompos yang harganya Rp 400 per kg. Kalau buat sendiri
harganya jauh lebih murah, kurang dari Rp 200.000,” katanya. Selain hemat
biaya, cara yang diterapkan juga sangat ramah lingkungan. Koordinator Penyuluh
dan Mantri Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Cisayong, Enang Ruspandi (46),
mengaku, dalam memicu berkembangbiaknya mikro organisme lokal, petani tak
menggunakan cairan kimia. Mereka hanya mencampur kotoran ternak dengan cairan
manis seperti air nira, air gula, air kelapa. Petani juga menggunakan air dari
biji dan daun sirsak untuk mengusir hama wereng, lalu air tembakau untuk
mengusir hama penggerek batang, dan buah klewek dan bratawali untuk hama merah.
Hasil panen jauh berbeda. Di lahan subur, petani padi
konvensional maksimal memanen 7 ton per hektar dengan harga Rp 6.000-Rp 7.000 per kg. Bagi petani padi organik bisa memanen 10-12 ton per hektar seharga beras Rp 10.000 per kg. ”Petani organik juga menggunakan data ilmiah sebagai patokan tanam. Baik itu untuk proses penanaman, penyiangan, hingga panen. Dengan ini petani tidak perlu berjudi memperkirakan hasil panen,” katanya. Kiprah petani organik ini membuat Kabupaten Tasikmalaya terkenal sebagai penghasil padi organik.
konvensional maksimal memanen 7 ton per hektar dengan harga Rp 6.000-Rp 7.000 per kg. Bagi petani padi organik bisa memanen 10-12 ton per hektar seharga beras Rp 10.000 per kg. ”Petani organik juga menggunakan data ilmiah sebagai patokan tanam. Baik itu untuk proses penanaman, penyiangan, hingga panen. Dengan ini petani tidak perlu berjudi memperkirakan hasil panen,” katanya. Kiprah petani organik ini membuat Kabupaten Tasikmalaya terkenal sebagai penghasil padi organik.
BAB IV
METODE
PENELITIAN ANALISIS DATA
4.1. Metode Penelitian
Kualitatif
Dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan cara
mengambil data Dari beberapa Petani di Desa Cilumba, Kecamatan Cikatomas,
dengan memanfaatkan teori yang ada sebagai penjelasan, diantaranya teori penjelasaan
mengenai sumberdaya alam menurut Katili (1983), Sumber Daya Alam adalah
mengemukakan bahwa sumber daya alam yaitu semua unsur tata lingkungan biofisik
yang nyata atau potensial dapat memenuhi kebutuhan manusia.
4.2. Lokasi Penelitian
Ø Letak Geografis
Secara
administrasi Desa Cilumba merupakan salah satu desa dari 9 desa yang berada di
Kecamatan Cikatomas Kabupaten
Tasikmalaya yang memiliki luas 914,024
Ha, berada pada ketinggiaan 170 M diatas permukaan laut dengan
batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Linggalaksana
Sebelah Selatan : Desa Gunung
Sari
Sebelah Timur : Desa Tonjong,Kec.Pancatengah
Sebelah Barat : Desa Cibatu
,Kec.Karangnunggal
Lokasi
pusat pemerintahan desa dengan ibu kota kecamatan berjarak 9 km sedangkan
dengan ibu kota kabupaten berjarak 60 km.
Ø
Profil Desa
4.3. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian kami
lebih kepada meningkatkan kualitas hasil panen para petani Padi Organik di Desa
Cilumba, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya.
4.4. Fokus Penelitian
Penelitian
yang kami lakukan lebih memfokuskan kepada Mengembangakan Petani Padi Organik
dengan harapan hasil panen petani tersebut meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Richard.G, Peter O, Pengantar Ilmu
Ekonomi (Terjemahan Anas Malik). Jakarta : Bina Aksara.
Sadono Sukirno, 2004, Makro Ekonomi
Teori Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suparlan, B, 1995. bahan ajar Ekonomi
SMA, Malang : YA3
Suparlan, B, 2005, Model pembelajaran
ekonomi dan Akuntansi, Jakarta Pusat Kurikulum