Blog Yang Membahas Mengenai Sistem Pemerintahan Dalam Tugas Kuliah

loading...
loading...

Kebudayaan Di Daerah Pangandaran

Tunggu, sedang memuat. . .



     Kebudayaan yang unik selalu ada di setiap daerah, tidak terkecuali di daerah saya di Pangandaran. Pangandaran kaya akan budaya dan kesenian, seperti Sintren, Kuda lumping,Kentongan, Ronggeng gunung, Wayang landu atau yang sering disebut Wayang Golek, kesenian Beging dan yang lainnya.
    Selain keseniannya yang beragam, mesyarakat Pangandaran juga memiliki banyak kebudayaan tradisi yang cukup menarik seperti, Tradisi Amomg-among yang merupakan do’a bersama yang dilakukan untuki niat.
Tradisi hajat laut suatu ritual melarung sesajen kelaut lepas. Tradisi ini dilaksanakan sebagai rasa syukur nelayan atas kemurahan Tuhan yang telah memberikan limpahan alam yang tidak terhingga. dengan tradisi dan buday ainilah masyarakat di daerah saya  mempunyai tujuan untuk mempererat tali persaudaraan antara suatu individu dengan individu yang lain.
 Saya sedikit akan menjelaskan 2 tradisi di daerah saya, Tradisi Among – among dan Tradisi Hajat Laut.
A. Tradisi Among - Among
Tradisi Among-among adalah suatu tradisi masyarakat di daerah saya yang hampir punah dan ditinggalkan oleh masyarakat. Tradisi amomg-among merupakan sebuah kegiatan semacam do’a bersama yang dilakukan untuk suatu  niat namun dilakukan oleh sekelompok anak-anak. Amomg-among sendiri merupakan sebuah rasa syukur yang diungkapkan oleh sebuah keluarga untuk kebaikan anak kecilnya, biasanya acara ini di pmpin oleh seorang Ustadz atau ustadzah yang dekat dengan anak-anak ataupun orangtua yang disegani oleh anak-anak.

Hal unik dari among-among adalah setelah berdo’a anak-anak ini dicipratkan air dengan menggunakan daun yang ada di dalam mangkok atau wajan. Setalah itu semua anak-anak dibagi makanan. Among-among tradisional biasanya makannanyapun khas sekali yaitu seu ongok nasi yang di bubuhi urab.

Kita tidak melihat jumlah makanan yang dibagikan, tetapi rasa kebersamaan dan keikhlasan untuk berdo’a bersama anak-anak dan juga kegembiaraan yang didapat anak-anak. Biasanya among-among ini diadakan jika memberi nama seorang anak, ulangtahun seorang anak ataupun ketika anak selamat dari marabahaya.

B. tradisi hajat laut
Tradisi Hajat Laut adalah tradisi yang masih dipelihara dengan apik oleh masyarakat di daerah saya khususnya para nelayan. Tradisi hajat laut adalah tradisi melarung sesajen kelaut lepas, sebagai bentuk rasa syukur Kepada Tuhan yang telah memberikan nikmat yang tak terhingga. Biasanya tradisi ini digelar setiap senin atau kamis terakhir di bulan Muharam, sebelum acara puncak digelar biasanya sebelumnya diadakan acara seperti kesenian tradisional, pancing pasiran, perahu dayung, perahu hias, tangkap bebek di laut, dll. dan sebagai kegiatan puncak digelar kegiatan melarung dan tabur bunga.diakhir acara akan di tutup dengan pentas seni. Alasan diadakannya acara syukuran nelayan tersebut amat sederhana, yakni untuk memberikan persembahan berupa sesajian kepada penguasa pantai selatan yang telah memberikan kemakmuran kepada para nelayan. Selama ini hubungan dengan sesaji itu tujuannya bukan untuk di persembahkan untuk ratu pantai selatan atau Nyi Roro Kidul, itu sebagai simbol saja. Para tokoh agama di pangandaran menganggap bahwa hajat laut hanya sekedar syukuran saja, jadi dalam melaksanakannya hajat laut tidak ada unsure kemusrikan. Masyarakat di daerah saya berpendapat bahwa tradisi hajat laut sama sekali bukanlah hal yang bid’ah karena kita sepantasnya menjaga, serta memelihara warisan nenek moyang.
Prosesi hajat laut sebelum para nelayan membawa sesajen ketengah laut, diadakan do’a terlebihdahulu  seperti pembacaan ayat sicu AL-Qur’an dan pembacaaan Yasin, setelah seluruh rangkaian acara do’a selesai saat yang ditunggu-tunggu oleh para nelayan ini pun tiba, sekitar pukul 12.00, jempana (sesaji) mulai diturunkan ke pinggir laut.
 Beberapa sesaji yang berisikan kepala kerbau dan kambing untuk dihanyutkan ke laut, satu - persatu jempana mulai dinaikan ke atas perahu besar dan selanjutnya dibawa ke tengah laut, jempana tersebut satu-persatu mulaiditurunkan dari  perahu untuk kemudian ditenggelamkan, dengan seketika para nelayan membawa ember dan berloncatan ke tengah laut untuk lebih dekat dengan jempana utama. Setelah jempana dilempar dan perlahan tenggelam, para nelayan berebut air laut di sekitar jempana itu dan seterusnya diguyurkan ke perahu mereka. Konon dengan cara seperti itu diharapkan dalam satu tahun kedepan para nelayan bisa mendapat keberkahan dengan hasil tangkapan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya

Itulah yang hanya bisa saya jelaskan, mudah – mudahan bermanfaat bagi kalian yang ingin mengetahui kebudayaan dan tradisi di daerah pangandaran. SDT

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Kebudayaan Di Daerah Pangandaran